Performa Hosting | |
---|---|
TTFB tercepat | 16ms |
TTFB terlambat | 90ms |
TTFB rata-rata | 59ms |
Kompresi | Brotli |
http | http/3 |
Webserver | Litespeed |
SSD NVME | SSD NVME |
Webnesia telah hadir sejak tahun 2011. Pada tahun ini webnesia fokus pada UMKM/UKM Indonesia. Membantu para penjual yang belum go online kami buatkan website agar produk jualannya makin di kenal banyak masyarakat luas.
Berkat respon posisitif yang didapatkan, pada tahun 2016 webnesia membuat legalitas yaitu CV. Devgar Indonesia. Kemudian setelah memiliki legalitas inilah webnesia mulai mengembangkan sayap kami makin lebar dengan masuk pasar corporate atau perusahaan dan sekali lagi mendapat respon positif.
Client webnesia mulai dari dalam negeri maupun luar negeri mulai berdatangan dan tak terasa sudah ribuan client yang telah dimanage. Tak cukup sampai disini, pada program Indonesia Website Awwards yang di adakan oleh PT Exabytes Indonesia, WebNesia menjadi juara 1 berturut-turut dari tahun 2018 dan 2019 kategori UKM (Web Development).
Pada tahun 2020 ini webnesia merilis produk kami terbaru yaitu cloud hosting enterprise. Dinamakan enterprise karena server yang dipakai adalah dari Google Cloud Platform. Webnesia juga memiliki program reseller cloud hosting dimana anda di bebaskan memilih hosting server ingin di deploy dimana. Ingin di Google Cloud, Amazon Web Services, Micosoft Azure, Alibaba Cloud, DigitalOcean ataupun Linode full managed dengan WHM dan cPanel control panel.
Webnesia memiliki 2 jenis hosting yang disewakan yaitu cloud hosting dan semi dedicated hosting.
Namun saya hanya akan membahas bagian cloud hostingnya saja.
Cloud hostingnya dibagi menjadi 3. Perbedaannya terletak pada provider cloud yang dimanage : Google Cloud, Digital Ocean dan Linode.
Untuk pricing google cloud hosting saat saya membuat review ini dimulai dengan 150 ribu/bulan.
Untuk pricing digital ocean hosting saat saya membuat review ini dimulai dengan 150 ribu/bulan.
Untuk pricing linode hosting saat saya membuat review ini dimulai dengan 65 ribu/bulan.
Untuk test ini, saya melakukan testing dengan server linode.
Lokasi server yang dimiliki oleh webnesia adalah singapura.
Dengan demikian, saya akan melakukan test performa sedekat mungkin dengan singapura untuk melihat performanya.
Untuk target pengunjung indonesia, server yang berlokasi di singapura akan mengalami latensi sebesar 13-20ms.
Pengecekan skor GTmetrix setelah instalasi menggunakan server linode dengan pilihan server hongkong karena server hongkong yang paling dekat dengan singapura.
Performa dasar webnesia mampu membuat pemuatan LCP dalam 0.8 detik.
Berikutnya adalah performa dengan optimasi standar.
Dengan optimasi standar, website yang di host pada webnesia ini bisa menjadi 2x lebih cepat dan LCP dimuat dalam 396ms dan <500ms yang berarti instant load
Pengecekan performa pagespeed setelah instalasi menggunakan server linode.
Secara default menurut pagespeed insight, halaman website dapat diakses dengan baik dalam 0.4 detik pada desktop dan 1.4 detik pada mobile.
Kemudian dengan optimasi standar, saya mencoba melakukan perbandingan
Setelah dioptimasi standar, hasilnya halaman selesai dalam 0.3 detik pada desktop dan 1.1 detik pada mobile
Pengujian TTFB akan dilakukan sebanyak 3x masing-masing, 3x sebelum dioptimasi dan 3x setelah dioptimasi untuk melihat ttfb tercepat, terlambat dan rata-ratanya. Selain itu, pengujian ini akan dilakukan dengan 2 tools untuk mengetahui kecepatan dari sisi user maupun dari sisi servernya.
Pengecekan kecepatan TTFB setelah instalasi menggunakan server linode dengan pilihan server singapura karena lokasi server berada di singapura.
Pengujian standar setelah instalasi pada server linode dengan settingan disable browser cache. Pengujian ini dilakukan untuk melihat performa TTFB website secara real time menggunakan kecepatan internet user.
Pengujian versi default
Dari 3x percobaan diatas, ttfb webnesia secara default berada pada range 81-94ms.
Pengujian versi teroptimasi dengan optimasi standar
Dari hasil 3x pengujian devtools diatas untuk masing-masing versi default dan optimized, TTFB tercepat didapatkan pada 28ms untuk versi real user.
Selanjutnya akan dilakukan test untuk pengujian ttfb menggunakan webpagetest.
Pengujian standar setelah instalasi pada server linode dengan pilihan server singapura dengan 3x test. Pengujian ini dilakukan untuk melihat performa TTFB yang dilakukan oleh server di singapura.
Dari pengujian diatas, terlihat bahwa ttfb dari server singapura untuk versi default adalah 63ms dan versi optimized adalah 16ms.
Seperti y ang sudah saya infokan di bagian lokasi server, jakarta dan singapura memiliki latensi 13-20ms.
Sehingga bisa terlihat bahwa ttfb real speed pada user di pengujian devtools memang berjarak 13-20ms.
Brotli adalah kompresi terbaru yang memungkinkan asset-asset pada website di kompress menjadi lebih kecil.
Content encoding br mengindikasikan server telah menerapkan brotli compression.
Webnesia menggunakan kompresi brotli yang membuat ukuran halaman semakin ramping dan otomatis membuatnya lebih cepat diakses.
Http 3 adalah versi terbaru dari protokol pengiriman request browser.
Webnesia sudah mensupport penggunaan http3 pada servernya sehingga pengiriman request dapat berjalan lebih lancar.
Litespeed adalah salah satu webserver dengan performa yang sangat baik dan dapat menunjang performa website secara keseluruhan.
Dengan menggunakan litespeed, maka wordpress dapat menggunakan htaccess.
Dengan menggunakan harddisk SSD NVME, proses read dan write jadi 25x lebih cepat daripada HDD.
Mungkin tidak akan terlalu berdampak signifikan pada website dengan sedikit aktivitas, namun akan sangat berguna bagi website dengan banyak aktivitas seperti toko online dan sebagainya.
Dengan performa yang telah diuji diatas, mulai dari TTFB yang kecil yaitu 16ms, kemudian didukung oleh kompresi brotli, webserver litespeed dengan protokol http3 serta SSD NVME, webnesia sangat layak masuk dalam jajaran penyedia hosting yang berpedoman pada performance minded.
Keluhan saya di hosting sebelumnya setelah pake 2 bulan (aktivasi awal Februari 2021) :
- harga kurang 600 ribu, dapet paket imut yg ternyata banyak keterbatasan
- akses wp admin lemot banget. Jd lama saat ngisi konten.
- akses halaman web jd lemot
- sudah dioptimasi semampu saya pake litespeed, autoptimize. Tetep lemot
- nilai di Google PS : di bawah 40 %
- nilai di Gtmetrix : E,D,F, C. Kadang B
- 3 kali Jetpack melaporkan web down/off.
Web diinstal Jetpack, Elementor, Generatepress, woocommerce, yoast, monetize adsense jg, sesuai kebutuhan saya. Dan memang gak sesuai dgn spek paket hosting.
Kesimpulannya saya yg salah pilih paket dan belum bisa optimasi speed.
Ngubek2 2 minggu cari info tentang hosting. Baca review WPCepat.com cukup banyak memberi pencerahan. Saya coba mempertimbangkan Webnesia. Saya terpesona banget dgn paket yg ditawarkan. Saya baru nemu Cloud hosting pake Google, Amazon, Azzure. Saya memang pengen banget bisa ngehost di Google Cloud. Tapi apa daya budget belum punya plus gak pede dgn cara pembayaran.
Nemu webnesia jd bikin saya optimis. Ternyata bisa ya pake hosting di server premium. Cuma masalahnya belum punya uang cukup untuk membeli harga paket Webnesia.
Saya ubek2 lg info tentang webnesia di Facebook. Siapa tau ada yg share cerita pengalaman pake Webnesia. Ada beberapa ulasan menarik dari yg dah pake. Saya cek web2 mereka. Lumayan cepet.
Akhirnya Nemu dah akun Mas Arian yg punya Webnesia ini. Ternyata ada promo menarik. Alhamdulillah saya nemu promo Linode 350 ribu. Mantapnya lg dapet paket Linode Enterprise dengan kapasitas 150 giga. Wadaw Uwow!
Untungnya 350 ribu lg pegang. Lgsg dah order gak pake mikir lg. Cuma berharap banget di Webnesia saya bisa punya web yg bisa diakses cepet.
Pengalaman di hari pertama nih sob. Pake Linode Enterprise lokasi Singapore :
Order : hari Jumat. Dimana mas Arian dan tim lg libur. Saya paksa ganggu. Dah kebelet. Gapapa deh slow respon.
Pembayaran : via Alfamart. Auto confirm. Hosting lgsg aktif. Di tempat lain kadang respon lambat walau pun saya udah melakukan konfirmasi pembayaran.
Saya chat Mas Arian di Facebook. 1 jam baru direspon
Migrasi hosting : via tiket. Kurang 1 jam direspon tim teknis. Jam 4 sore diproses. Jam 5 kurang proses migrasi selesai. Buat saya ini dah mengesankan banget. Hak mereka untuk libur, tp mantep jg punya komitmen untuk melayani. Biaya free lho, bayar cuma 350 ribu, dapet enterprise. Kan kurang ajar banget saya nih minta dilayani di hari libur. Hehe
Setelah ganti nameserver. 4 jam kemudian Saya coba akses web saya (pake telkomsel sinyal 2 bar) :
- Dasbor : 8 detik. Untuk saya cukup cepat.
- Akses elementor : 20 detik
- Akses web : 3 - 6 detik, lumayan cepet. Sebelumnya di hosting lama 4 - 12 detik. Tinggal dioptimasi speed dan optimasi Adsense. Mudah2an hasilnya bs lebih baik.
- Akses daftar artikel di dasbor app WordPress Android 1 menit bisa diakses. Sebelumnya gagal terus.
- 5 jam setelah migrasi, GTMetrix : A - B (lokasi test Canada)
- 5 jam setelah migrasi, Google Pagespeed : 56 % seluler - 99 % desktop
Untuk saya, ini cukup mengesankan. Sementara Puas. Mudahan2an kualitas hosting dan pelayanan Webnesia bisa konsisten baik dan terus meningkat.